IBUKU SEKOLAH PERTAMAKU
Anak dikirim ke dunia ini lewat rahim seorang Ibu tanpa disertai buku panduan. Tidak seperti barang elektronik yang ada petunjuk penggunaannya saat barang itu diterima, seorang anak itu belum tahu akan kita apakan. Saat dia lahir tubuh mungilnya sangat bergantung pada sang Ibu. Makan dan minumnya pun harus dengan Ibu lewat ASI. Rasulullah SAW saja sampai mengatakan bahwa ketergantungan anak kepada ibu adalah tiga perempat, sementara kepada bapak hanyalah seperempat. Seperti disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah Nabi saw mewasiatkan kepada seorang laki-laki agar berbuat baik kepada ibunya yang beliau tegaskan sebanyak tiga kali, baru pada kali keempat kepada bapaknya.
Oleh karenanya tidak salah jika ada yangmengatakan : " Ibuku adalah sekolah pertamaku". (Al -Ummu madrasah Al-ula). Sebuah kalimat yang sepertinya terdengar biasa namun sesungguhnya sangat dalam maknanya.
Sebegitu hebatnya gelar Al Ummu Madrasal Al-ula sehingga menuntut seorang ibu memiliki kemampuan-kemampuan dasar agar mampu memerankan fungsinya dengan baik sebagai bekal pendidikan pertama untuk anaknya.
Jadi sebelum anda memutuskan untuk menjadi Ibu, coba cek dulu apakah anda sudah punya kriteria dibawah ini belum ? Jika anda calon suami, coba cek juga kriteria calon istrinya berikut ini.
5 HAL KEMAMPUAN DASAR MENJADI SEORANG IBU :
1. Kemampuan dasar agama khususnya yang berkaitan dengan ibadah-ibadah praktis sehari-hari seperti shalat, wudhu, puasa, doa sehari-hari dan sebagainya (khususnya bagi yang beragama Islam).
2. Kemampuan dasar calistung (membaca, menulis dan berhitung) disertai pengetahuan tentang metode pengajarannya kepada anak serta rasa sayang pada anak kecil.
3. Kemampuan dasar bermain yang edukatif karena dunia anak adalah dunia bermain dan tidak semua permainan memiliki nilai positif, maka seorang ibulah yang memilah permainan apa yang sesuai untuk setiap tahap perkembangan usia anak.
4. Pengetahuan dasar-dasar akhlak yang baik dan bagaimana hal itu diaplikasikan pada anak lewat sebuah kisah atau teladan.
5. Pengetahuan dasar tumbuh kembang anak dan faktor penunjanganya. Hal ini untuk mengoptimalkan pertumbuhan anak sehingga dia menjadi anak yang sehat karena kesehatan fisik menunjang perkembangan sisi-sisi anak yang lain.
Seorang pakar pendidikan penemu teori kecerdasan jamak yaitu Howard Gardner mengatakan bahwa tidak ada anak yang bodoh, yang ada hanya anak yang punya hambatan karena stimulus yang tidak tepat. Lalu siapa yang paling bertanggungjawab untuk menstimulasi anak? Jawabannya pastilah orang yang sehari-hari dekat dengan anaknya dong yaitu Ibu. Peran Ibu tidak akan bisa tergantikan oleh peran asisten rumah tangga, Baby Sitter atau nenek-kakek loh. Karena bagaimanapun stimulasi yang dirasakan oleh seorang anak akan lebih mujarab dilakukan seorang Ibu daripada orang lain. Ibulah yang bisa mengenal karakter dan sifat anaknya. Ibu yang terdidik atau Ibu yang paham akan pengasuhan anak tidak akan salah memberikan stimulus kepada anak-anaknya. Stimulasi inilah yang akan membuat anaknya menjadi cerdas sesuai dengan karakter dan potensinya masing-masing.
Contoh kasus kesalahan stimulasi :
1. Dengan alasan kesibukan sebagai ibu rumah tangga yang harus masak, mencuci, menyetrika dll , seringkali membuat seorang Ibu harus meninggalkan anaknya di depan TV dan menyalakan TV nya tanpa didampingi. Kotak ajaib itu bisa menjadi baby sitter sementara saat Ibu mengerjakan pekerjaan rumah. Acara di TV begitu memukau perhatian anak sampai akhirnya anak kecanduan acara TV. Dampaknya adalah anak yang suka menonton TV akan sulit berkonsentrasi.
2. Sekarang ini seringkali ditemukan kasus speech delay atau keterlambatan bicara pada anak yang tidak sesuai dengan perkembangan usianya. Ternyata setelah ditelusuri factor terbanyak penyebab speech delay itu adalah kurangnya stimulasi dari lingkungan sekitarnya. Karena menganggap anak usia 0 sd 1 tahun itu belum paham apa-apa, maka seringkali anak dibiarkan sendirian tanpa diajak bicara. Padahal saat itu perkembangan otak anak sedang pesat-pesatnya. Akhirnya anak mengalami keterlambatan bicara.
Bagaimana dengan anak yang Ibunya sangat hebat dalam menstimulasi, mendidik serta mampu melihat potensi yang ada dalam diri anak? Lihatlah contoh dari tokoh-tokoh berikut ini :
1. Imam Syafii. Ibunda Imam Syafii selain sangat memperhatikan pendidikan anaknyajuga memperhatikan hal-hal sepele seperti soal pakaian. Pakaian yang dipakaikan kepada Imam syafi’i kecil setiap akan pergi ke majelis ilmu adalah pakaian paling bagus yang ia miliki. Ini secara tidak langsung akan membuat anak menjadi termotivasi dan merasa diperhatikan. Maka tak heran kemudian ibu semacam ini menyebabkan Imam Syafi’i di umur belasan tahun sudah memberikan fatwa (mufti) dan kemudian menjadi imam besar. Ia mampu mendirikan sebuah mazhab ynag diikuti berjuta-juta orang di seluruh dunia. Dan, karya masterpiece nya pun diberi judul “Al Umm” yang berarti “ibu”. Sebuah penghargaan luar biasa untuk seorang ibu yang juga tak kalah luar biasanya. Itulah peran yang ditopang seorang ibu yang selalu memasrahkan buah hatinya kepada Allah berserta kekuatan tauhid yang menyala-nyala. Inilah karakter sejati seorang ibu yang telah menyerahkan jiwa raga anaknya hanya kepada ilmu. Menyerahkan segala aktivitasnya dalam rangka pengabdian kepada Allah. Dari mulai ia melahirkan, mengasuhnya tanpa suami, membesarkannya, hingga mengantar Syafi’i menjadi Imam Besar
2. Ustad Badiuzzaman Said Nursi. Seorang ustad yang terkenal karena kecerdasannya karena mampu melahap dan menghapal di luar kepala 80 kitab agama di usianya yang belum genap 20 tahun. Beliau hidup sejak jaman kekhalifahan Turki Usmani hingga Turki Modern. Dalam salah satu bukunya beliau menuliskan, “Aku bersumpah demi Allah, pelajaran yang aku ambil dan seolah-olah pelajaran itu terus menjadi baru pada diriku adalah pelajaran yang aku kecup langsung dari ibuku, semoga Allah merahmatinya. Pelajaran dari Ibuku itu menetap dalam relung terdalam fitrahku dan menjadi semacam benih dalam tubuhku. Dalam umurku yang akan mencapai delapan puluh tahun, meskipun aku telah mendapatkan pelajaran dari delapan puluh ribu orang, aku sangat yakin semua pelajaran itu berdiri di atas benih itu.”
Bayangkan beliau merasa semua ilmu yang dimilikinya itu bisa lengkap dan menyerap dalam otaknya karena jasa Ibunya. Luar biasa!!!
3. Thomas Alva Edison. Suatu hari, seorang bocah berusia 4 tahun, agak tuli dan bodoh di sekolah, pulang ke rumahnya membawa secarik kertas dari gurunya. ibunya membaca kertas tersebut, " Tommy, anak ibu, sangat bodoh. kami minta ibu untuk mengeluarkannya dari sekolah." Sang ibu terhenyak membaca surat ini, namun ia segera membuat tekad yang teguh, " anak saya Tommy, bukan anak bodoh. Saya sendiri yang akan mendidik dan mengajar dia." Itulah janji Ibunda Thomas Alva Edison yaitu Nancy Mattews yang namanya selalu dihubungkan jika kita membicarakan tentang Thomas Alva Edison. Karena Ibunyalah yang tak mau menyerah begitu saja dengan keterbatasan anaknya. Ibunya yakin bahwa Thomas adalah anak yang luar biasa. Terbukti memang Thomas adalah anak yang super genius dengan 1.093 penemuan di jamannya.
4. Chairul Tanjung. Siapa yang tak kenal Chairul Tanjung atau akrab dipanggil CT? Dalam bukunya “Si Anak Singkong” CT mengungkapkan bahwa kunci sukses yang paling besar dan paling utama sehingga membuatnya menjadi miliarder seperti sekarang adalah ibundanya yaitu , Halimah. Bermula dari cerita sang Ibu diwaktu CT sudah masuk fakultas Kedoktera Gigi UI, untuk membayar uang masuk kuliah saja sang Ibu harus menggadaikan kain halus satu-satunya miliknya. Sejak mendengar cerita sang Ibulah, CT kemudian bertekad tidak mau mensia-siakan pengorbanan sang ibu dengan menjadi mahasiswa berprestasi dan bekerja keras untuk membiayai kuliahnya sendiri hingga tamat. Dari usaha Fotocopy sampai jual beli mobil bekas serta penggadaan alat-alat mahasiswa kedokteran gigi, ia lakoni. Selepas kuliah, ia memilih terjun ke dunia Bisnis. Jatuh bangun dan turun naik keadaan bisnis CT memang sudah biasa bagi pengusaha. Pada tahun 1995, sang Ibu berniat menunaikan ibadah Haji ke Mekkah. CT memutuskan ia sendirilah yang mendampingi ibunya naik haji. Dia tidak segan meninggalkan kesibukannya dalam memimpin berbagai perusahaan hanya untuk menemani ibunda pergi haji. Majalah Forbes mendaulat CT memiliki kekayaan sebesar $4 Miliar dan termasuk orang terkaya nomor 375. Tentunya semua itu berkat doa Ibunya.
5. Susilo Bambang Yudhoyono. Adalah Ibu Siti Habibah , Ibunda dari mantan presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang senantiasa mendoakan anak semata wayangnya itu menjadi anak yang berhasil dalam hidupnya. Itu pulalah yang membuat mantan presiden SBY sangat menghormati Ibundanya itu. Siti Habibah dikenal dengan kesederhanaan dan kelembutannya, yang kemudian menurun kepada SBY, yakni suka mengalah, tidak sombong, dan tidak pendendam. Kunci sukses SBY menjadi RI 1 adalah berkat ibundanya yang taat beribadah. Salah satu tirakatnya itu adalah, dengan berpuasa dan berdoa serta berharap Allah SWT mengabulkan doanya, yaitu agar anak tercinta SBY bisa menjadi Presiden. Masih belum cukup dengan semua itu, Siti Habibah juga menutup setiap puasanya itu dengan shalat malam dan berdoa untuk kesuksesan anak satu-satunya itu.
Mendidik anak untuk bisa seperti Imam Syafii, Said Nursi, Thomas Alva Edison, CT, atau SBY tentunya bukanlah perkara semudah membalikkan telapan tangan. Ada proses yang harus dilalui oleh setiap Ibu sehingga membuat anaknya bisa sukses dan menemukan passion di bidangnya. Apa saja sih yang harus diberikan sebagai bekal agar anak kita sukses?
1. Mengajarkan kemandirian.
Cobalah minta kepada anak untuk melakukan tugas sederhana sesuai perkembangan usianya. Ini akan sangat bermanfaat untuk melatih kemandirian anak. Jangan sampai anak setelah besar menjadi anak generasi “HOME SERVICE “ alias apa-apa minta dilayani. Membuat orangtuanya menjadi pelayannya seumur hidup hingga dia dewasa bahkan setelah punya anak. Dengan melatih kemandirian, anak akan terbiasa melakukan berbagai hal sendiri, seperti makan sendiri, mandi sendiri, mengambil pakaian dari lemari, membereskan sepatu yang telah selesai digunakan, membereskan mainan setelah dipakai dan lainnya.
2. Melatih motorik kasar dan halus.
Mengerjakan pekerjaan rumah sambal membantu Ibu seperti melipat selimut, melipat handuk atau memasang kancing baju sendiri sesungguhnya sedang mengajarkan si prasekolah melatih motorik halusnya. Motorik halus yaitu kekuatan jari-jemari tangannya. Sedangkan saat membantu ayah mengelap mobil yang telah selesai dicuci, ini akan menguatkan otot-otot lengannya.
3. Menambah kosakata.
Menambah kosakata bisa dengan bantuan buku. Cobalah buat rutinitas membacakan buku untuk anak sebelum tidur misalnya. Hal ini selain menjadi penutup aktifitas juga membuat anak semakin pesat perkembangan kosakatanya. Bisa juga dengan meminta anak mengambil benda-benda yang di supermarket saat belanja misalnya. Sehingga selain belajar kosa kata anak juga akan belajar membaca tanpa dia menyadarinya.
4. Melatih konsentrasi.
Belajar menyusun puzzle atau menyusun balok adalah pekerjaan sederhana yang bisa dilakukan untuk melatih konsentrasi anak. Cobalah membuat anak fokus pada pekerjaan di depannya sampai puzzle atau baloknya nya terususun dengan benar.
5. Membiasakan kebersihan dan kerapihan.
Membiasakan anak mencuci tangan setelah melakukan aktifitas adalah salah satu cara melatih kebersihan sejak usia dini. Merapihkan sepatu kembali pada tempatnya juga akan membuat anak menjadi tertib dan memahami untuk tidak menaruh sepatu di sembarang tempat. Untuk itu sediakanlah rak sepatu yang mudah dijangkau anak.
6. Menjalin kedekatan dengan orangtua.
Biasakanlah untuk selalu ada waktu bersama anak. Hanya anak dan anda saja. Karena kualitas juga mempengaruhi emosi anak. Bayangkan jika kita ada di dekat anak namun pandangan orangtua bukan pada anak tapi lebih kepada gadgetnya masing-masing sementara anak dibiarkan bermain sendiri. Itu sama saja dengan istilah “dekat di mata jauh di hati”.
7. Memunculkan suasana gembira.
Pekerjaan yang harus dilakukan oleh anak haruslah dilakukan sambil bergembira seolah-olah sedang bermain. Karena jika anak tidak gembira semua pekerjaan itu hanya membuatnya tersiksa dan terpaksa saja. Akhirnya bukan hasil baik yang didapat tapi justru omelan dan gerutuan Apabila kelihatan anak sedang tidak mood menunaikan kewajibannya biarkanlah dulu. Jangan dipaksakan, kecuali anak sudah berumur 7 tahun ke atas maka orang tua sudah wajib untuk mendisiplinkan perilaku anak apabila anak tidak menunaikan kewajibannya.
Itulah sedikit tulisan yang bisa menjadi pedoman bagi kesiapan seorang Ibu untuk benar-benar menjadi sekolah pertama bagi anak-anaknya.
Semoga bermanfaat
By Deassy M Destiani(penulis buku dan praktisi pendidikan anak,tinggal di godean)
semangat pagi,slmt beraktivitas
0 comments:
Post a Comment
Silahkan Berkomentar dengan sopan