AR- RAHMAN
✅ Ada hal yg menarik dari Surat Ar-Rahman yaitu adanya pengulangan satu ayat yg berbunyi:
فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
ِ"Fabiayyi aala 'i rabbi-kumaa tukadzdzibaan"
"Maka nikmat Tuhan-mu yg manakah yg kamu dustakan ?"
Kalimat ini diulang berkali-kali. Apa gerangan makna kalimat tersebut?
Setelah Allah menguraikan beberapa nikmat yg dianugerahkan kepada kita, Allah bertanya: "Maka nikmat Tuhan-mu yg manakah yg kamu dustakan?"
Menarik utk diperhatikan bahwa Allah menggunakan kata "DUSTA", bukan kata "INGKAR". Hal ini menunjukkan bahwa nikmat yg Dia berikan kpd manusia itu tidak bisa diingkari keberadaannya. Yang bisa dilakukan manusia adalah mendustakannya.
Dusta berarti menyembunyikan kebenaran. Manusia sebenarnya tahu bahwa mereka telah diberi nikmat oleh Allah, tapi mereka menyembunyikan kebenaran itu, mereka mendustakannya.
Bukankah kalau kita mendapat uang banyak, kita katakan bahwa itu karena kerja keras kita?
Kalau kita berhasil meraih gelar sarjana itu karena otak kita yg cerdas?
Kalau kita sehat, jarang sakit, itu karena kita pandai menjaga makan & rajin berolah raga, dsb.
Semua nikmat yg kita peroleh seakan-akan hanya karena usaha kita. Tanpa sadar kita lupakan peranan Allah, kita sepelekan kehadiran Allah pd semua keberhasilan kita & kita dustakan bahwa sesungguhnya nikmat itu semuanya datang dari Allah.
Maka nikmat Tuhan yg mana lagi yg kita dustakan?
Kita telah bergelimang kenikmatan.
Harta, jabatan, pasangan hidup, anak2, jabatan telah kita miliki. Ingatlah, semua nikmat itu akan ditanya di hari kiamat kelak.
"Sungguh kamu pasti akan ditanya pada hari itu akan nikmat yg kamu peroleh saat ini" (At-Takatsur: 8)
Sudah siapkah kita menjawab & mempertanggung jawabkannya ?
"Dan jika kamu menghitung nikmat2 Allah, niscaya kamu tdk akan sanggup menghitungnya" (An-Nahl: 18)
Tidak patutkah kita bersyukur kepada-Nya?
☝Ucapkan Alhamdulillah, stop mengeluh & jalani hidup dengan ikhlas sebagai bagian dari rasa syukur kita.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan Berkomentar dengan sopan